Saudi Arabia |
Oleh
Ustadz Abdullah Roy M.A
Masyarakat dunia bisa dipastikan mengetahui adanya Negara Saudi Arabia yang
terletak di kawasan yang dikenal dengan Timur Tengah, dan mengenalnya sebagai
satu-satunya negara yang menerapkan dan menetapkan Islam sebagai agama resmi
negara. Tetapi sejauh mana pengetahuan masyarakat dunia selama ini terutama
lantaran penerapan Islam? Berikut adalah catatan singkat yang dirasakan dan
dilihat secara langsung, yang tentu tak terlepas dengan praktek keagamaan di
Saudi Arabia. Dan ini merupakan sebagian kecil dari praktek tersebut. Semoga
Allah Ta’ala memudahkan kita untuk mengambil pelajaran yang baik dari yang kita
lihat di Negara Saudi Arabia ini.
1. Pendidikan
Kerajaan Saudi Arabia memisahkan antara sekolah laki-laki dan wanita sejak
tingkat (SD). Yang demikian supaya anak-anak terbiasa dengan adab Islam dalam
bergaul dengan lawan jenis. Siswi, sejak SD tidak dibolehkan memakai rok
pendek. Siswi, dari kelas 1 sampai 3 SD masih diberi kelonggaran oleh sekolah
dan keluarga untuk tidak memakai kerudung. Tetapi kalau sudah sampai kelas 4
dan kelihatan sudah besar dan bisa menimbulkan godaan maka sudah dibiasakan
memakai kerudung ketika ke sekolah, meski pada asalnya tidak wajib sampai dia
baligh. Berbeda jika Siswi sudah memasuki bangku setingkat SMP, ia sudah
diwajibkan memakai cadar ketika sekolah. Siswi diajar guru wanita, sedangkan
siswa diajar oleh guru laki-laki. Murid-murid dari TK dan SD sudah dibiasakan
membaca dzikir pagi yang disyari’atkan ketika awal belajar.
Kurikulum sekolah di Saudi Arabia juga penuh dengan nuansa Islami. Hafalan
al-Qur’an merupakan muatan tetap dari sejak TK sampai kuliah. Anak yang lulus
SD minimal telah menghafal 2 juz dari belakang (juz 29 dan juz 30). Pelajaran
agama dipisahkan dari hafalan al-Qur’an. Anak-anak sejak TK sudah diajarkan
tiga landasan utama, yaitu: mengenal Allah, mengenal Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, mengenal agama, tiga pertanyaan yang kelak kita ditanya tentangnya.
Pelajaran lainnya, seperti IPA, IPS, Matematika dan lain-lain tidak jarang
materinya dikaitkan dengan agama. Misalnya, bagaimana mengenal Allah dengan
melihat kekuasaannya di alam semesta, yang menunjukkan bahwa ilmu-ilmu tersebut
tidak bertentangan dengan agama.
Di saudi terdapat sekolah SD yang memiliki prioritas al-Qur’an lebih daripada
SD lainnya. Menerapkan jam hafalan lebih banyak. Dan SD seperti ini menjadi
rebutan banyak orang. Setiap tahunnya, murid-murid SD ini mendapat beasiswa
dari kerajaan.
2. Kesehatan
Di saudi Arabia antara pasien laki-laki dan wanita dipisahkan. Demikian juga
dokter laki-laki untuk laki-laki dan dokter wanita untuk wanita kecuali dalam
beberapa keadaan darurat, atau keterbatasan tenaga medis. Sering ditemui saat
menunggu pasien, para dokter di kamar-kamar praktek mereka membaca al-Qur’an.
Komputer mereka terisi dengna murattal. Semuanya itu untuk memanfaatkan waktu
supaya tidak terbuang sia-sia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ
النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dan nikmat yang manusia banyak terlena di dalamnya, yaitu kesehatan dan
waktu luang. [HR. Al-Bukhari]
Ada di antara dokter-dokter itu yang hafal al-Qur’an bahkan memiliki sanad
al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Pagi bekerja sebagai dokter dan
sore hari mengajar al-Qur’an di masjid. Tidak jarang mereka menasihati pasien
untuk bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla dan tidak bertawakkal kepada
dokter atau obat. Mereka memahami bahwa dokter dan obat hanya sebab dan Allah
Azza wa Jalla yang memberikan kesembuhan. Apabila kedatangan pasien anak kecil,
terkadang anak-anak itu ditanya tentang hafalan al-Qur’annya sudah sampai mana.
Para dokter wanita memakai cadar adalah sesuatu yang biasa. Demikian pula
dokter berjenggot tebal. Ketika shalat mereka menunaikan shalat berjama’ah
kecuali dalam keadaan darurat yang mengharuskan keberadaannya bersama pasien.
3. Sosial
Orang-orang kaya di Saudi Arabia menyadari jika di dalam harta mereka terdapat
hak orang lain. Banyak yayasan sosial yang berdiri untuk menjadi jembatan
antara orang kaya dengan orang miskin dan yang membutuhkan, seperti pembagian
zakat harta, sembako, alat-alat dan perkakas rumah tangga.
Orang-orang miskin dan membutuhkan yang mendaftar dan terpenuhi
syarat-syaratnya akan mendapatkan kesempatan menerima bantuan. Banyak diantara
orang-orang kaya tersebut yang mewaqafkan bangunan untuk tempat tinggal,
mewaqafkan masjid, dan lain-lain. Mereka berlomba menginfakkan hartanya di
jalan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ
سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui. [al-Baqarah/2:261]
Ketika Ramadhan tiba semakin terlihat kedermawanan mereka. Mulia dari
berbuka puasa, membebaskan orang yang dipenjara karena terlilit hutang,
membagikan pakaian untuk lebaran, shadaqah, dan lain-lain. Oleh karena itu,
orang-orang miskin di Saudi tidak iri dengan orang-orang kaya. Dan orang
kayapun tidak menghina si miskin. Masing-masing melaksanakan kewajibannya.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ
النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ
جِبْرِيْلُ
Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
dermawan, dan beliau sangat dermawan ketika Ramadhan saat ditemui Jibril.
[Muttafaqun ‘alaih].
4. Keamanan
Hal yang sangat dirasakan di Negara Saudi Arabia ini adalah nikmat keamanan.
Seseorang tidak takut melakukan perjalanan jauh sekeluarga pada malam hari
kecuali kepada Allah Azza wa Jalla. Terminal-terminalnya jangan dibayangkan
seperti di negara yang lain, yang sering terjadi tindak kriminal. Mobil-mobil
pribadi di Saudi tidak perlu disimpan rapat-rapat di garasi. Pada malam hari
barang-barang dagangan milik pedagang kaki lima di sekitar Masjid Nabawi
dibiarkan tergeletak saja di luar dengan ditutup kain sampai pagi tanpa ada
yang mengambilnya.
Al-hamdulillah, semua ini merupakan nikmat dari Allah karena mereka mau
menerapkan syariat Islam. Masyarakat di Saudi ditanamkan rasa takut terhadap
hari pembalasan, yang sedikit banyak mempengaruhi perilaku mereka sehari-hari.
5. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Sepengetahuan penulis, Negara Saudi Arabia adalah satu-satunya negara yang
memiliki polisi agama resmi yang tergabung dalam Haiah Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar. Kedudukan mereka sejajar dengan polisi lain, dan berada di bawah
Kementrian Dalam Negeri.
Haiah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ini jangan disamakan dengan ormas yang ada di
negara kita (Indonesia), karena Haiah di Saudi Arabia adalah bagian dari aparat
negara. Mereka berstatus pegawai negeri, dan diberi kewenangan yang terbatas.
Mereka tidak berseragam seperti angkatan lain, tetapi mereka lebih disegani
daripada polisi keamanan.
Tugas polisi agama ini memberantas kemungkaran, baik dalam bidang aqidah,
seperti pemberantasan tukang sihir, dukun dan lain-lain, maupun dalam bidang
akhlak, seperti pemberantasan pacaran, minuman keras dan sebagainya. Disamping
itu juga menerbitkan penegakan syiar-syiar Islam, seperti shalat berjamaah.
Mereka melakukan patroli menjelang shalat untuk mengajak manusia mendirikan
shalat berjamaah dan menghentikan kegiatan lain, seperti berdagang di
toko-toko, pasar-pasar, pom bensin ataupun tempat lainnya. Begitu pula
tempat-tempat atau acara-acara yang diperkirakan digunakan untuk bermaksiat
akan dikirim pasukan dari pihak Haiah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, dan bagi warga
yang melanggarnya akan dikenakan denda. Inilah yang membuat kokoh negara minyak
ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada diantara kalian yang mengajak kepada kebaikan dan
memerintah kepada perbuatan baik, dan melarang dari kemungkaran, dan merekalah
orang-orang yang beruntung. [Ali ‘Imran/3:104].
6. Ditegakkan Hukum Islam
Di Saudi Arabia, orang yang membunuh setelah melalui proses peradilan yang
syar’i, akan mendapatkan qishash (pembalasan) bunuh –tentunya- dengan cara yang
disyari’atkan. Yaitu dipenggal lehernya dengan pedang di hadapan orang banyak.
Biasanya, sebelum dihukum mati, orang yang mendapat qishash ini dinasihati
untuk bertaubat dan diingatkan tentang keutamaan akhirat di atas dunia. Adapun
pelajaran bagi yang lain supaya tidak mudah menumpahkan darah manusia.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي
الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, wahai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. [al-Baqarah/2:179].
7. Saling Mendoakan
Diantara kebiasaan baik orang-orang Saudi Arabia adalah bila bertemu mereka
akan saling mendoakan antara yang satu dengan lainnya. Seperti mendoakan agar
senantiasa diberi keselamatan, keberkahan, rahmat dari Allah, dan lainnya.
Kebiasaan saling mendoakan ini tentu membawa pengaruh terhadap keharmonisan
hubungan diantara masyarakat.
8. Tentara dan Polisi Berjenggot
Di Kerajaan Saudi Arabia, kita akan terbiasa mendapatkan tentara dan polisi itu
berjenggot, karena membiarkan jenggot bagi laki-laki merupakan kewajiban, dan
ini umum baik yang polisi ataupun lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
أَحْفُوْا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوْا اللِّحَى
Potonglah kumis dan biarkanlah jenggot. [HR al-Bukhari, dari Abdullah bin
‘Umar].
Demikian pula banyak diantara mereka yang memakai celana di atas mata kaki
untuk mengamalkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ
فَفِي النّارِ
Apa yang ada di bawah kedua mata kaki dari sarung ada di neraka.[HR
al-Bukhari]
Banyak polisi-polisi yang berhenti mampir ke masjid-masjid untuk menunaikan
shalat berjamaah. Ini semua tidak mengganggu tugas mereka. Beberapa waktu
bahkan diadakan perlombaan hafalan al-Qur’an untuk kalangan polisi dan tentara.
9. Supermarket
Apabila kita memasuki supermarket di Saudi Arabia maka kita tidak akan
mendengarkan lagu-lagu di putar keras-keras. Kebanyakan tidak ada suara, atau
terkadang yang diputar adalah murattal al-Qur’an. Lima belas atau tiga puluh
menit sebelum waktu shalat tiba, para pembeli sudah diminta keluar meninggalkan
supermarket untuk mengerjakan shalat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ
عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًاMaka tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang sudah ditentukan waktunya. [an Nisa’/4:103].
10. Al-Qur’an
Perhatian pemerintah Saudi terhadap al-Qur’an sangatlah besar. Mulai dari
percetakan khusus al-Qur’an yang di dalamnya bergabung para Ulama dan
Syaikh-Syaikh yang ahli dalam bidang al-Qur’an, penulisannya, cara membacanya,
tafsirnya, dan lain-lain.
Tahfizh al-Qur’an juga semarak. Hampir setiap kampung terdapat masjid yang
mengadakan halaqah tahfizh al-Qur’an, biasanya untuk anak laki-laki. Untuk
laki-laki dewasa juga ada meski tidak sebanyak halaqah tahfizh anak-anak.
Sedangkan untuk tahfizh wanita, baik anak-anak maupun dewasa diadakan di
sekolah khusus tertutup bukan di masjid, kecuali di masjid besar seperti Masjid
Nabawi, karena memang tempatnya memungkinkan.
Tahfizh al-Qur’an ini biasanya dilaksanakan setelah Ashar, karena waktu pagi
untuk belajar di sekolah. Dan yang tidak sekolah pada pagi hari banyak diantara
mereka yang memilih tahfizh pagi hari.
Di Saudi juga ada lembaga yang kegiatannya terfokus pada tahfizh bagi orang
lanjut usia. Banyak diantara orang tua yang hafal al-Qur’an padahal umurnya
sudah lebih dari 50 tahun.
11. Shalat Istisqa’
Ketika lama tidak hujan, biasanya ada perintah langsung dari pemerintah kepada
masjid-masjid di seluruh penjuru negeri untuk mendirikan shalat Istisqa’, yaitu
shalat minta hujan untuk meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
12. Shalat Jama’ah
Begitu adzan berkumandang, kantor-kantor, toko-toko dan pusat perbelanjaan
segera tutup. Mobil patroli Badan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar mulai bergerak
memasuki jalan dan gang di perkampungan. Dengan pengeras suara di tangan,
mereka mengajak orang ke masjid, mengingatkan mereka yang masih sibuk dengan
pekerjaan mereka, da menindak toko atau kantor yang belum tutup. Surat ijin
usaha mereka bisa dicabut karena kesalahan itu. Kami tidak tahu, apakah ada
pemandangan seperti ini di negeri lain? Para Ulama Saudi memang pada umumnya
memfatwakan wajibnya shalat jamaah.
Di kampung tempat penulis tinggal yang tidak begitu padat, masjid memiliki
tujuh shaf yang masing-masing bisa diisi sekitar tiga puluh orang. Saat shalat
Maghrib dan Isya, seluruh shaf ini biasanya terisi penuh. Sedangkan di waktu
shalat yang lain, biasanya terisi lebih dari setengah. Seorang jamah umrah yang
pernah berkunjung mengatakan bahwa suasana shalat jamaah di sini seperti
suasana shalat Ied di kampungnya. Mungkin di sedang berhiperbola, tapi bisa
jadi juga dia benar.
13. Keamanan
Tidak berlebihan jika kami mengatakan bahwa Arab Saudi adalah salah satu negeri
paling aman di dunia saat ini. Dahulu jalur haji merupakan jalur maut karena
hadangan para perampok. Saat itu perjalanan haji adalah perjalanan yang
menakutkan, sehingga saat berpamitan kepada handai tolan, mereka dilepas dengan
kekhawatiran tidak akan bertemu lagi. Kondisi itu berubah setelah Raja Abdul
Aziz –pendiri dinasti Saudi ketiga- menjadi penguasa Jazirah Arab. Beliau
menugaskan setiap kabilah untuk menjaga keamanan wilayah masing-masing. Jika
sampai ada jamaah haji yangdirampok atau dibunuh di suatu wilayah itu. Sejak
saat itu, jamaah haji bisa tenang dalam menjalani perjalanan ibadah mereka.
Pada masa sekarang, hampir-hampir tidak ada keluarga di Saudi yang tidak
memiliki mobil, termasuk golongan miskin sekalipun. Bahkan hampir setiap pria
dewasa memiliki mobil sendiri. Namun sebagian besar rumah tidak memiliki
garasi. Mobil-mobil itu hanya mereka parkir di pinggir jalan. Begitu sepanjang
waktu tanpa ada kekhawatiran hilang. Berarti tidak ada pencurian di sana ? Ada,
tapi jarang, padahal kesempatan untuk berbuat jahat begitu besar.
Seorang kawan pernah memasuki terminal bus kota Jeddah –kota terbesar kedua-
menjelang Shubuh dengan membawa tujuh koli bagasi sendirian. Namun ternyata dia
tidak menemui gangguan apapun. Saat waktu shalat Shubuh tiba, dia pergi ke
mushalla terminal dan meninggalkan barang sebanyak itu begitu saja di pinggir
jalan dan barang itu tidak hilang. Bayangkan jika hal serupa terjadi di Jakarta
atau Surabaya!
Bahkan saat banyak negara Timur Tengah yang lain dilanda gejolak dalam
beberapa tahun belakangan, kemanan Arab Saudi tetap stabil, dan semoga terus
demikian. Negeri ini seolah-olah merupakan negeri yang berbeda dengan lainnya.
Saat pemberontakan di negara-negara tetangga di kobarkan dari mimbar-mimbar
masjid, para khatib Arab Saudi serentak membela dan mendoakan kebaikan bagi
Raja Abdullah dalam setiap mimbar Jumat.
Paparan ini mengingatkan kita akan janji Allah Ta’ala untuk para penegak
tauhid, seperti dalam ayat-ayat berikut:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
tetap mengibadahi-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik”. [an-Nur/24:55]
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ
بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. [al-An’am/6:82]
PENUTUP
Itulah sebagian dari apa yang kita lihat di negara Saudi Arabia. Kita tidak
pungkiri bahwa kekurangan masih ada di sana-sini. Namun tidak diragukan juga
bahwa dakwah tauhid yang dirintis syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah
membuahkan hasil yang manis. Mereka yang ingin menegakkan syariat Islam
hendaknya mengambil teladan dari perjalanan dakwah beliau. Kesempurnaan hanya
milik Allah Ta’ala. Kawajiban kita sebagai hamba adalah mengadakan perbaikan
semampu kita. Semoga Allah Ta’ala mengampuni dosa kita semua.